Tanaman labu susu atau butternut pumpkin (Cucurbita moschata (Duchesne) Poir ‘Butternut’) merupakan komoditas tanaman holtikultura yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan dan obat. Tanaman labu memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh manusia. Buahnya memiliki beberapa komponen nutrisi antara lain polisakarida, protein, asam amino esensial, karotenoid, vitamin A, B2, C dan E, antioksidan, dan mineral. Diperlukan peningkatan hasil produksi labu susu yang unggul untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat melalui pemuliaan tanaman yang dilakukan sepanjang tahun pada areal yang luas. Namun terdapat beberapa kendala yang muncul yaitu adanya variasi baik genotip maupun fenotip. Variasi genetik pada tanaman labu susu akan menyebabkan bentuk buah labu beranekaragam sehingga diperlukan analisis tentang ciri genetik pembeda untuk mendapatkan bentuk buah labu susu sempurna seperti gitar (dumbbell).
Gama Melon
Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM telah aktif melakukan kegiatan pemuliaan tanaman melalui perakitan berbagai kultivar baru, salah satunya melon grup ‘Tacapa’. Daging buah berwarna hijau, tetapi memiliki rasa yang cukup manis (brix 10o-12o) menjadi kekhasan dari buah melon ‘Tacapa’. Melon ini memiliki tiga variasi yang berbeda terutama pada warna kulit buahnya yaitu ‘Tacapa Green Black’ yang berwarna hijau gelap, ‘Tacapa Silver’ dengan warna hijau keperakan, dan ‘Tacapa Gold’ yang berwarna hijau kekuningan. Hal ini membuat melon grup ‘Tacapa’ menjadi berbeda dengan kultivar-kultivar melon lain yang sudah ada sebelumnya.
Potensi komoditas melon
Melon termasuk kelompok buah labu-labuan yang bernilai ekonomi tinggi dan eksklusif dibandingkan buah labu-labuan lainnya, hal ini terbukti dari data volume ekspor komoditas hortikultura kelompok buah-buahan pada tahun 2008-2012, buah melon termasuk kedalam sepuluh besar. Buah melon juga sangat digemari oleh masyarakat dikarenakan memiliki rasa daging buah yang manis, tidak mengandung lemak maupun kolesterol, memiliki kandungan gizi tinggi, mengandung 90% air dan 10% karbohidrat yang menyegarkan saat dikonsumsi, serta kaya akan vitamin A, vitamin C, D, K, dan mineral. Berdasarkan data oleh Ditjen Hortikultura, pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap melon termasuk tinggi, yaitu mencapai angka 1,34-1,50 kg/kapita dan ditinjau dari data produksi, melon mengalami tren peningkatan produksi setiap tahunnya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan dalam budidaya melon seperti serangan hama dan penyakit tanaman yang sangat tinggi hingga mengakibatkan gagal panen. Selain itu permasalahan klasik lainnya adalah penggunaan benih impor dalam produksi melon yang mengakibatkan neraca perdagangan melon yang masih defisit sehingga perlu adanya sentuhan inovasi riset dalam pengembangan potensi melon Indonesia.